Salah satu godaan keluarga milenial zaman now itu adalah perilaku konsumtif. Kurang bisa menekan gaya hidup, iri dengan pencapaian orang lain, gampang tersinggung dengan cibiran ketika belum achieve terhadap sesuatu. Sementara pendapatan ngepas untuk hidup dari tanggal gajian ke tanggal gajian.
Alhasil keuangan kerap kali berantakan di akhir bulan. Bingung ngatur pengeluaran, uang gaji abis buat bayar cicilan, pusyinggg...
Sebagai istri, ibu, dan juga bekerja sebagai karyawan perusahaan, saya juga merangkap sebagai sekretaris, dan bendahara bagian keuangan di rumah. Tentu saja tanggung jawabnya sangat besar. Kalau pengelolaan keuangan gak bener, bisa-bisa rumah tangga oleng kapten
Alhasil keuangan kerap kali berantakan di akhir bulan. Bingung ngatur pengeluaran, uang gaji abis buat bayar cicilan, pusyinggg...
Sebagai istri, ibu, dan juga bekerja sebagai karyawan perusahaan, saya juga merangkap sebagai sekretaris, dan bendahara bagian keuangan di rumah. Tentu saja tanggung jawabnya sangat besar. Kalau pengelolaan keuangan gak bener, bisa-bisa rumah tangga oleng kapten
Tulisan saya kali ini didedikasikan
untuk para ibu-ibu yang juga senasib seperantauan, dan hari-harinya harus
ngitung uang belanja, kebutuhan rumah, jajan anak dan tabungan sekolah. Jauh dari
orangtua dan keluarga, gak bisa minta beras kalau lagi gak cukup uang makan
hehe
Kebetulan karena hari ini tema parenting/family, ini waktu yang
tepat untuk sharing sesama emak-emak komplek yang kadang bingung mikirin harga
telur tiap minggu makin naik.
Menurut Ilmu Fisika, Tekanan P =F/A
Tekanan itu berbanding lurus dengan gaya.Jadi kalo hidup kita penuh tekanan, bisa jadi karena kebanyakan gaya
Rumus yang sering dijadikan meme anak muda ini emang udah terkenal banget. Tapi tetep banyak yang gak sadar kalau sehari-hari kita ngalamin juga.
Lemesin aahhh
Kali ini saya akan membahas gimana caranya mengatur keuangan biar tetap punya tabungan, kebutuhan hidup tercukupi, masih bisa makan enak, bahkan bisa merencankan jalan-jalan minimal setahun dua sampai tiga kali. Gimana caranya?
Kondisi keuangan tiap rumah tangga pasti beda-beda. Tapi secara garis besar kalau ditarik mengerucut hampir sama aja sih. Bayar tagihan, uang belanja, lifestyle, jajan, dan harus tetap ada tabungan.
Kalau diukur dari segi jumlah nominal gaji, dan pengeluaran perbulan, rasanya gak pernah cukup nih tiap bulan gajian. Alhasil tiap tanggal tua, rasanya udah tercekik banget leher, apalagi dompet.
Sama, saya pernah mengalami itu juga dulu. Sebelum punya perencanaan keuangan terbaik. Boleh dibaca kalau mau tahu tips pengaturan keuangan saya. Boleh skip kalo gak berminat atau uangnya unlimited, gak berseri, alias anak sultan hehe.
Dua tahun terakhir ini saya merasa keuangan sedang sangat membaik. Bukan karena dari segi pendapatan yang semakin banyak. Tapi karena pengelolaannya yang sudah mendekati benar.
1. Buat list pengeluaran
Pisahkan kebutuhan wajib dan kebutuhan hiburan, pengeluaran
tetap atau pengeluaran yang sifatnya conditional.
Misal untuk kebutuhan wajib dengan nominal tetap:
- Bayar hutang pokok, cicilan kendaraan, rumah, dan lain-lain (alhamdulillah kalau gak punya hutang, semoga yang masih punya hutang segera dimudahkan untuk melunasi)
- Tabungan masa depan, termasuk tabungan sekolah anak, tabungan beli rumah, tanah atau kendaraan (tiap bulan dikeluarkan dengan nominal yang sama)
- Uang belanja pasar, saya hitung kebutuhan perminggu berapa, dikali untuk sebulan (termasuk kebutuhan gas, air)
- Uang iuran rumah (kebersihan dan keamanan)
- Listrik (pasti sudah bisa dihitung nominal habis perbulan)
- Pulsa telpon/internet
- Transportasi pulang pergi kerja, dianggarkan paling maksimal
- Jajan anak, dibatasi perhari sekian, dihitung berapa perminggu, dan ditotal semuanya untuk 1 bulan
- Belanja bulanan (termasuk kebutuhan rumah tangga, alat mandi, makeup, skincare, kebutuhan dapur yang sifatnya bulanan)
- Gaji ART (kalau punya), ini nominalnya jelas dan pasti. Tidak bisa tidak dikeluarkan
- Infaq, Sodaqoh seikhlasnya
- Orang tua, bukan hanya dalam kasus menanggung hidup. Sebisa mungkin selalu memberi orangtua meski nominal seadanya 😊
- Tabungan jalan-jalan, hiburan, makan-makan dan sebagainya
- Belanja sesuai keinginan, lagi niat beli tas sepatu, tambahan skincare
- Jajan harian (ya seenggaknya bisa pegang uang lebih di dompet kalau-kalau pengen jajan ketika di tempat kerja)
- Tabungan genting, saya hitung ini untuk jaga-jaga kalau ada sesuatu hal yang butuh pengeluaran dadakan
Cukup banyak ya. Tapi list ini bisa
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing rumah tangga tiap bulan. Yang penting
dibagi sesuai porsi.
2. Pisah semua uang, ketika gajian
Setiap tanggal 25, saya selalu menjadi orang paling
serius. Ngalah-ngalahin bu Sri Mulyani ketika ngitung anggaran belanja negara, sebagai
Menteri keuangan Presiden Jokowi. Karena keuangan rumah tangga juga wajib diselamatkan
Untuk beberapa kebutuhan yang sifatnya harus
transfer, langsung saya transaksikan saat itu juga. Tidak bisa ditunda. Untuk kebutuhan
yang sifatnya uang tunai harian, mingguan dan bulanan. Saya tarik, dan dipisah-pisah
dalam amplop berdasarkan list. Biar aman simpan di brankas yaa hehe
Untuk keuangan yang sifatnya tabungan tetap untuk
jangka panjang, diendapkan dalam bank yang Syariah. Supaya tidak mendapat bunga
bulanan. Semoga aman, wallahu a’lam
Semua data keuangan saya catat di
excel, detail. Saldo berapa, untuk kebutuhan apa, dan dikeluarkan berapa. Di-recap
tiap minggu.
Saya tidak pernah menyisakan banyak
uang ‘gak jelas’ di rekening bank. Pasti ada pencatatan ini uang apa. Karena semua
keuangan sudah berada dalam pos masing-masing
Jika mendekati akhir bulan, ada
budget yang kurang, sementara di amplop yang lain ada kelebihan budget. Saya
akan subsidi silang
Misal: Budget belanja pasar 2 juta
perbulan, dan budget transportasi 500 perbulan. Ternyata menjelang akhir bulan uang
transportasi kurang dan uang belanja masih tersisa banyak, saya akan alokasikan
uang yang seharusnya dipakai untuk budget pasar ke amplop transportasi
3. Detail pengeluaran
Karena setiap bulan sudah jelas nominal pengeluarannya berapa dan sudah saya pisahkan per-amplop, amlop itu saya penuhi uang-uang tunai sesuai nominalnya. Jadi seharusnya tidak ada uang keluar tidak jelas.
Mau parkir, bensin, kembalian
sekecil apapun, harus keluar dan masuk lagi ke amplop “tranportasi”. Uang
kembalian belanja pasar, harus kembali ke amplop yang sama.
Berlaku juga dengan amplop-amplop yang lain. Tidak boleh mencampurkan uang kembalian dari pasar, masuk ke amplop untuk jajan. Pantang.
Saya tidak perlu mencatat berapa
pengeluaran tiap hari, karena akan ada evaluasi mingguan dan bulanan.
4. Evaluasi Mingguan dan Bulanan
Untuk budget yang sifatnya mingguan
seperti budget pasar (karena saya belanja sayur dan lauk seminggu sekali), akan
dievaluasi tiap minggu.
Sementara budget keseluruhan akan
dievaluasi tiap bulan.
Gimana kalau kurang? Harus bisa
melihat apa yang bisa dipangkas dan budget apa yang bisa dikurangi. Ingat di
poin nomor dua Kebutuhan hiburan, ada budget lain-lain yang nominalnya gak pasti,
kepentingannya juga ga wajib.
Itu dievaluasi
Kalau menjalani ini rutin setiap bulan, dan bisa mengontrol, mencatat detail, menekan keuangan sesuai kebutuhan. Harusnya sih gak ada lagi tuh cerita “Duh, akhir bulan nih lagi ga ada uang”. Berarti pengelolaannya aja yang gak betul hehe
Notes : ini baru berbicara
pendapatan pokok dan pengeluaran rutin ya. Belum kalau dapet uang dari bonus,
THR, sidejob-an, freelance, keuntungaan usaha sampingan
Wah, happy deh, gak bakal ada
cerita “Gak punya uang…” hehe
Tips tambahan (yang paling penting menurut saya) :
- Tekan gaya hidup sesuai dengan kemampuan, ya kalau bulan ini belum mampu beli tas gak usah maksa beli, apalagi beli pake pay later hehe. Kalau tabungan jalan-jalannya baru cukup buat ke Bandung, ya gak usah dulu liburan ke Bali. Gitu deh
- Dahulukan kebutuhan wajib/pokok, baru kebutuhan hiburan
- Jangan malas cari peluang untuk buka pintu rezeki. Ada banyak kok peluang usaha lain. Jangan cuma mengandalkan 1 pintu, apalagi 1 perusahaan. Karena sejatinya rezeki kita dari Allah, bukan dari atasan 😊
- Rajin-rajin bersedekah, semakin banyak memberi akan semakin banyak Allah cukupkan kebutuhan kita
- Selalu minta doa orangtua dan dijauhkan dari rezeki yang tidak berkah
- Bersyukur dan beryukur diperbanyak
- Sebisa mungkin, jangan buka pintu hutang. Terutama hutang riba. Allah benar-benar membenci urusan ini. Semoga kita dimudahkan dalam segala urusan
Salam lunas hutang…!
2 Comments
aih tulisan yang menarik dan bermanfaat nih. penyemangat buatku agar bisa lebih baik dalam mengelola keuangan. life skill penting untuk tetap bisa survive
BalasHapusMakasih banyak mba Yayuu, huumh Sebagai ibu2 emang skill bagi2 uang harus detail yaa hihi ^^
HapusSilahkan tinggalkan pesan di sini: