Kelola Keuangan di Tengah Pandemi Corona



Gak ada yang gak mungkin terjadi dalam kehidupan ini. Semua orang rasanya paham ini, tapi tidak sedikit yang abai.

Mungkin karyawan Disney hingga tim Traveloka adalah para pekerja yang tidak pernah sedikitpun menyangka bahwa perusahaan tempat mereka bekerja hari ini akan merumahkan hampir sebagian karyawannya. Atau setidaknya ada system pengurangan gaji. Pun dengan beberapa perusahaan besar lain yang rasanya sih gak ada tanda-tanda colaps apalagi bangkrut.

Semesta berkehendak lain. Apa-apa yang tidak mungkin, ternyata bisa saja terjadi, tanpa ada tanda, tanpa pemberitahuan, tanpa persiapan. Bahkan bukan terjadi pada satu dua perusahaan, hampir separuh dari industri seluruh dunia, oleng.

Karena Covid-19, virus yang menyerang dunia hampir setengah perjalanan di 2020 ini berhasil menumbangkan banyak perusahaan. Menghentikan aktivitas dunia, bahkan hingga ritual keagamaan. Tidak pernah ada satu orangpun yang berpikir ini akan terjadi.

Tidak ada yang bisa menyalahkan siapa-siapa, ini kesempatan seluruh penduduk planet bumi bercermin di rumah masing-masing. Menyusun strategi untuk bertahan hidup, dan terus meyakini bahwa semua yang terjadi saat ini adalah semata kehendak Penguasa Langit dan Bumi.

Mungkin ada di antara kita yang bulan ini merencanakan perjalanan, renovasi rumah, beli kendaraan baru, kumpul sama keluarga besar. Rencana ini dan itu. Semuanya batal.

Sedih? Tentu saja. Tapi begitulah, sudah sangat jelas, harusnya kita makin sadar, ternyata kita gak bisa apa-apa, gak bisa ngatur keinginan tanpa ikut garis takdir.

Berhenti memikirkan tentang rencana hidup, kekinian bahkan beberapa orang yang kita kenal atau yang dekat dengan kita banyak yang kesulitan dalam mencari nafkah atau keuangan yang tidaak stabil. Alhasil kaum yang tidak ada masalah secara finansial pun makin terbuka mata hatinya untuk saling membantu tetangga, rekan, kerabat terdekat. Bahu membahu di saat sulit.

Salah satunya di kediaman tempat saya tinggal. Pengurus perumahaan dan masjid pun rutin gotong royong ‘menyelamatkan’ keuangan siapapun yang membutuhkan. Setidaknya untuk urusan perut.
Semua serba sulit dengan adanya pandemic ini, pendapatan berkurang, aktivitas menurun. Bagaimana dengan kondisi keuangan pribadi?

Alhamdulillah tabungan dan investasi sedikit-sedikit saya masih tetap berlanjut. Hanya lebih disiasati lebih ketat, pencatatan lebih detail, pengeluaran lebih ditekan.


Cara mengelola keuangan di saat pandemic? Begini cara saya:

CATAT
Catat, catat, dan catat. Di tulisan saya sebelumnya, saya pernah menjabarkan betapa pentingnya pencatatan keuangan detail. Uang keluar dan uang masuk. Saya jarang beraktivitas keuangan melalui virtual apalagi mengandalkan dompet digital, 70% uang saya cash, pencatatan lebih mudah. Uang yang ada di bank, hanya untuk tabungan yang hampir gak pernah diambil, tapi tetap dicek rutin biar saldonya tetap aman.

 TEKAN KEINGINAN.
Di masa ini bukan lagi saatnya mengedepankan keinginan, boro-boro untuk berpikir traveling, atau makan di luar. Bahkan niat order food delivery aja masih mikir, apa saudara saya di kampung aman makannya. Alhasil makan harian hanya mengandalkan belanja pasar yang lebih irit dan kurangi keinginan berlebih.

BELANJA SESUAI KEBUTUHAN
Kalau biasanya belanja kebutuhan bulanan sampe ke supermarket besar, sekarang bahkan cukup beli di Alfmart, atau tambahan belanja online sedikit doang. Selain social distancing di tempat keramaian, pandemic ini beneran ngajarin kita buat beli apa-apa yang butuh doang. Banyak baju belum kepake, tas nganggur ngegantung, separuh makeup masih utuh, jejeran buku yang belum kebaca, bensin awet. Justru menahan untuk gak beli apa-apa yang gak penting, ternyata bisa.

BANTU SESAMA
Bertepatan momen Ramadan di tengah pandemic, combo. Ada banyak ladang berbuat kebaikan. Sisihkan pendapatan untuk semakin banyak membantu sesama, saudara terdekat, kerabat, teman, tetangga yang butuh, penjual2 pinggir jalan, security komplek. Donasi virtual, banyak banget. Double pahala ketika bulan puasa.

CARI UANG TAMBAHAN
Di mana-mana serba sulit, tapi potensi tetap harus digali. Sadar betul menyandarkan pendapatan pada satu perusahaan itu bukan keputusan terbaik. Bukan tidak mungkin suatu waktu kita pun akan mengalami hal serupa. Terburuk, dirumahkan. Dari mana pendapatan. Ini saatnya memutar otak mencari uang tambahan. Buat teman-teman yang hobi baca dan menulis banyak peluang untuk tetap produktif mencari seseran di tengah waktu senggang. Jadi freelance writer bisa jadi salah satu pilihan.


Dengan begitu, selain uang bulanan dari perusahaan, pendapatan kita bertambah dengan hanya di rumah aja.

GENDUTIN TABUNGAN
Alhamdulillah ketika kita termasuk dalam jajaran orang yang tidak terkena dampak secara financial. Tidak dikurangi gaji apalagi dirumahkan. Setidaknya pendapatan kita masih utuh. Pandemic yang menjadikan kita mengurangi kebutuhan harusnya bisa lebih banyak menyisihkan uang tabungan. Ini akan sangat bermanfaat di masa mendatang. Kecuali yang masih punya tanggungan hutang, dituntaskan dulu kewajibannya.

1 Comments

Silahkan tinggalkan pesan di sini: