Image by freepik.com |
Mumpung masih pandemi yang mengharuskan kita gak usah ke mana-mana, atau setidaknya menghindari kerumunan dengan sengaja, mending nabung dulu aja.
Salah satu cara menikmati hidup dan mencari hiburan para milenial itu kalau gak belanja, makan-makan, ya jalan-jalan. Di usia yang masih punya cukup waktu luang, dengan keuangan yang (kebanyakan) sudah mulai mapan. Terlebih setelah lelah kerja setiap hari, quality time dengan keluarga kecil atau sekadar melepas lelah dengan pasangan itu dirasa perlu sekali.
Menghilangkan stress, membangkitkan semangat, mengurangi jenuh di kepala yang terlalu penuh.
Pun keluarga kecil saya. Gak masalah hanya sekadar plesiran ke Sentul yang cuma setengah jam dari rumah. Cari hotel atau guest house yang dekat area permainan anak buat staycation dua hari satu malam, yang penting jalan-jalan.
Tapi ingat netizen, traveling atau belanja online itu
termasuk perilaku konsumtif yang kalau gak bisa kontrol budget, gak bisa menahan
diri, atau cuma bisa ngabisin uang sesuka-suka, alhasil bakal bikin uang
bulanan menguap entah ke mana, tak bersisa.
Apalagi saya penganut paham minimalis-ekonomis-modern, yang selalu ingin senang-senang, tapi budget masih jauh dari berlebihan. Ya harus pintar-pintar cari peluang dan bagi-bagi uang,
Related Post Indonesia Terancam Resesi. Bagaimana Caranya bisa Gajian Sebulan Lima Kali di Masa Pandemi?
Nah, jadi gimana dong caranya supaya kita masih bisa rutin jalan-jalan
tanpa ganggu uang tabungan atau ngerasa bersalah banget, begitu pulang
traveling kantong menipis sementara masih jauh ke tanggal gajian.
Selama hampir tiga tahun ini saya praktikan tips bagi-bagi
uang agar tetap bisa liburan tipis-tipis, tapi juga gak ganggu budget investasi dan
tabungan masa depan. So far semuanya berjalan dengan lancar. Jalan-jalan bisa, tabungan aman, investasi tetap jalan.
Begini tipsnya:
Image by freepik.com |
Manajemen Amplop
Saya pernah menulis artikel bagaimana mengelola keuangan
rutin bulanan, termasuk bagi jatah untuk jalan-jalan di sini.
Dan yup, it works. Setiap bulan saya selalu menyisihkan
uang untuk tabungan hiburan. Jumlahnya menyesuaikan dengan pendapatan aja. Setidaknya
10-15% dari total pendapat keseluruhan saya sisihkan untuk budget hura-hura. Jangan
maksa setiap bulan traveling, liat kebutuhan dan hasil tabungan juga.
Misal dalam dua bulan bisa terkumpul untuk cukup jalan-jalan
ke Bandung, ya ke Bandung aja gak usah maksa buat pergi ke Jogja. Karena pasti
budgetnya dua kali lipat dari tabungan yang sudah ada.
Atau kalau kebetulan sudah punya rencana, misal lagi pengen
plesir ke Korea, tentukan goals-nya. Hitung budget keseluruhan, perkirakan
harus nabung berapa perbulan, supaya bisa terkumpul saat berangkat di bulan kesekian.
Saya gak pernah simpan uang banyak di atm, karena biasanya suka gak
tahan dipakai belanja online. Belum lagi kalau pencatatan uang keluar masuk gak
jelas, yaa amsyong.
Itu kenapa saya selalu milih menabung di amplop. Dicatat detail keluar masuknya, diperkirakan cukup untuk pergi liburan ke mana. Amplop hiburan ini gak cuma buat jalan-jalan, bisa saja dipakai untuk makan-makan, nraktir keluarga atau teman, apapun yang sifatnya senang-senang.
Image by freepik.com |
Cari Uang Tambahan
Karena hiburan itu sifatnya gak wajib (tapi perlu). Jadi saya
tidak pernah sisihkan budget ini hanya mengandalkan dari pendapatan bulanan. Karena
usia millennial punya pendapatan rata-rata yang sudah ngepas bagi-bagi untuk
biaya makan, bayar tagihan air atau iuran, dan numpukin tabungan.
So, biaya hiburan itu kalau mau banyak ya cari pendapatan
tambahan. Itu sebabnya selain mengandalkan gajian setiap tanggal 25, saya dan
pak suami hobi nambah-nambah kesibukan dengan cari freelance-an sana
sini. Yang ketika dikumpulin ternyata kadang bisa lebih dari pendapatan
kantoran.
Related Post Dari Mana Freelance Writer Dapat Uang?
Uang sampingan inilah yang digunakan untuk hiburan, beli
barang-barang yang kira-kira pengen banget tapi gak terlalu dibutuhkan. Buat nyenengin
diri sendiri. Karena masing-masing diri kita butuh untuk dibahagiakan.
Terlebih lagi, buat jalan-jalan. Jadi, gak usah bingung ngambil jatah bulanan cuma buat jajan atau plesiran. Kan ada uang tambahan. Dengan begini gak ngerasa bersalah banget mau sesekali foya-foya bahagiain keluarga. Ehe.
Image by freepik.com |
Manfaatkan Partner atau Klien buat Jalan-jalan
Traveling itu gak semuanya harus ngeluarin uang kok. Ada yang justru malah dapet bayaran.
Beberapa kali saya dapat klien yang punya tempat wisata atau
minimal café di berbagai daerah. Privilege yang sering banget dirasakan itu ya bisa
jalan-jalan, makan, bahkan nginep gratisan. Nah yang begini-begini nih yang
kerap jadi incaran.
Siapa sih yang gak mau kerja sambil liburan. Jalan-jalan
happy, dibayar lagi. Bangun link sebanyak-banyaknya, kenalan, jalin hubungan
baik, pasti ada banyak rezeki dari mana aja yang gak disangka-sangka.
Ini tiga tips yang kerap saya terapkan dalam mengatur pola hidup seimbang, antara kerja terus, nabung / investasi gak putus, dan masih bisa rutin liburan.
Dengan begini, kerja makin semangat, uang terkumpul banyak,
mau traveling gak perlu bingung mau pakai uang dari mana atau jurus kalimat "ntar ya nunggu abis gajian".
Karena tahun lalu kita #dirumahaja, harusnya tabungan jalan-jalan tahun ini lebih banyak dong ya. So, tahun ini mau traveling ke mana kita? 😊
4 Comments
Paling enak kalau ada uang tambahan kak, nggak akan mengganggu cashflow bulanan wkwk
BalasHapusBetul kak, uang tambahan memang kunci buat bisa senang-senang lebih banyak hihihi
Hapuswahh bener juga yaa, nyari-nyari uang tambahn deh haha butuh hiburan banget :D
BalasHapusWajib kak, karena jatah hiburan itu perlu dan biarkan cuan job freelance-an yang bekerja HAHAHA
HapusSilahkan tinggalkan pesan di sini: