"Masa lalu"



“Seberapa baik kamu bisa mengingat masa lalu?”

“Aku tidak pernah mengingat-ingat masa lalu, menurutku masa lalu adalah hal yang tak perlu lagi diingat-ingat di masa sekarang. Bukankah yang harus dipedulikan adalah bagaimana menjadi diri kita saat ini, tak peduli apa dan bagaimana masa lalu kita dulu?”

“Aku tidak mengatakan kau harus ‘mengingat-ingat’ kenangan yang telah berlalu. Hanya bertanya seberapa baik ingatanmu akan masa lalu. Hey, masa lalu itu bukan untuk dilupakan, hanya saja memang tidak pantas untuk diingat-ingat. Sebab seberapa keraspun kamu mengingatnya mereka tidak akan pernah kembali dan sebesar apapun usahamu untuk membuangnya, mereka pernah ada dan terjadi dalam hidupmu, bukan?”

“Artinya kamu tidak bisa membuang bayangan masa lalu?”

“Mengapa harus dibuang, tidak dibuangpun mereka berlalu seiring berjalannya waktu. Dan mereka ada. Bagaimana kamu belajar bahwa apa yang kau lakukan hari ini adalah benar, bagaimana kamu bisa yakin apa yang kamu kerjakan hari ini tidak akan melakukan kesalahan. Tentu sebab kamu melihat masa lalu. Tentu sebab sedikit banyak kamu belajar dari bagaimana dulu kamu pernah merasa gagal. Dan, tanpa kamu sadari masa lalu sudah banyak memberimu pelajaran.”

“Bagaimana dengan masa lalu yang menyakitkan, apa itu juga harus jangan dilupakan"

“Hey, aku sudah bilang. Aku tidak menyuruhmu untuk tidak melupakan masa lalu, tapi juga tidak harus diingat-ingat. Tidak dilupakanpun mereka sudah jauh berlalu dan tanpa sadar kamu pernah merekam sebagian dari kejadiannya.”

***
Sepenggal percakapan yang saya dan diri saya sendiri lakukan. Ada sebagian pikiran yang menganggap masa lalu adalah masa yang ‘pantang’ untuk diingat dan pantas dilupakan. Dan sebagian pikiran lain menyatakan bahwa masa lalu adalah sebagian dari memori kejadian diri kita yang tidak sepantasnya diabaikan namun tidak lantas juga diingat-ingat sepanjang sisa hidup kita yang lain. Tidak begitu. Sebab sepahit, semanis apapun masa lalu, mereka hanyalah potret buram kejadian yang tak akan pernah kembali kita ulang.

Seseorang yang memiliki kisah hidup yang pahit di masa lalunya, tentu akan berusaha mengubur dalam-dalam kehidupannya di masa silam. Tapi, tentu saja semakin berusaha dilupakan kenangan itu akan semakin melekat dalam ingatan. Dengan usaha apa kamu berusaha lupa? Sekeras apa? Tentu saja mereka sudah berlalu dan akan tetap begitu tanpa kamu berbuat apapun. Menjadi diri yang saat ini tentu karena adanya masa lalu. Setegar apapun dirimu yang sekarang, sebab ada sebuah pengalaman di masa yang dulu pernah mengajarimu segala macam perubahan kehidupan.

Jatuh cinta, dan patah hati.

Saya sependapat dengan ucapan “seperti maut, jatuh cinta adalah peristiwa tak tertuga” tulisan ini milik mas Akbar

Kita bahkan tidak pernah bisa berpikir sebelumnya pada siapa cinta akan jatuh, bagaimana kuat rasa bahagianya apalagi memikirkan seberapa besar rasa sakit kehilangannya.

Mencintai orang yang pernah meninggalkan rasa sakit itu tidak perlu usaha keras untuk dilupakan atau memaksa dibuang. Sebab, mereka sudah berlalu. Setidaknya kita bisa memetik pelajaran tidak akan melakukan hal yang sama seperti apa yang pernah ‘si pembuat rasa sakit’ itu lakukan.

Masa lalu yang tak sanggup diulang itu sama seperti masa akan datang yang siapapun tak mampu membayangkan.

Pernah membaca kalimat semacam ini:
 “Jarum jam itu selalu mengingatkanku. Bahkan demi cinta, waktu tak pernah sudi kembali sedetik saja” ini milik mas Iyan

Dan ini benar. Tetap saja berjalan, sebab benar hidupmu adalah yang pada detik ini kamu rasakan, sedetik berikutnya bahkan kita tak sanggup menerka apa yang memang tak bisa kita duga-duga.

Tetaplah hidup dengan baik, dan mencintai dengan benar. Meski tidak dibuang, masa lalu tidak akan kembali berulang.

1 Comments

  1. Masa lalu....!!!

    cukup dijadikan sebagai kaca spion,yang digunakan untuk melihat kebelakang dan menyadari bahwa itu adalah masa lalu yang tertinggal...

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan pesan di sini: