Kereta Api Pukul Tujuh Pagi


Tong teng tong teng…
“Perhatian… perhatian…”
Ah, acuhkan…  itu bukan keretaku
Aku membetulkan letak duduk, menaikan bahu lebih tinggi ke atas pembatas kursi.
Angin lembut menerpa ujung rambut hitamku, menyapu sekeliling, melelapkan mimpi

Langkahku ringan, tanpa alas kaki. Ku tarik sedikit gaun putih bersih dengan hiasan manik-manik berkelap kelip agar tidak menyentuh tanah berpasir. Riang, tanpa beban, tak henti senyum tersungging dari bibir yang dipoles pewarna merah muda tipis-tipis.
“Duhai, kamu cantik sekali” sapa beberapa pasang mata yang berpapasan denganku. Aku tersenyum malu-malu. Mahkota di kepalaku hampir jatuh, ku seimbangkan terburu-buru, lantas berlari kecil menujumu
Lamat-lamat dan perlahan semakin jelas, aku melihat kau berdiri di tepi danau, sangat gagah. Apa yang kurasa saat itu, tak terlukiskan, tak sanggup ku tuliskan.
Langit cerah, awan berarak riang, air danau jernih dihiasi bebungaan warna warni dan pohon-pohon rindang di sisi kiri kanan. Kau dayung perahu kecil ‘kita’ menuju hillir, perlahan-lahan, menjauh dari tepian, tenang.
“duhai, kau cantik sekali” katamu
Aku merunduk, tersipu. Beruntung, merah pipiku luput kau perhatikan karena segera kau beralih menunjuk sekawanan anak-anak burung di tepian, saling bercicit, berebut mencari makan.
“lucu” katamu
Aku mengangguk setuju, sambil sesekali melirik malu-malu “Ah, aku tak pernah habis-habis mencintaimu”
Ada banyak kata indah yang kau ucap saat itu, sayang memoriku tak sanggup mengingat satu-satu, atau memang kenyataannya apa yang keluar dari bibirmu semua selalu indah, menurutku.
Perlahan, kayuh dayungmu melambat. Tidak, bahkan berhenti, tepat di tengah danau
Tak ada suara apapun, bahkan angin seolah enggan berhembus menerbangkan kebahagiaan. Aku ingat, perlahan kau menggenggam jemari dan lembut merengkuh kepalaku.
“Ini gaun pengantin terindah” bisikmu, sekali lagi aku tersipu dan semuanya terasa menyenangkan
Aku bisa merasakan genggamanmu perlahan merenggang, dan akhirnya benar-benar kau lepaskan.
Aku menyadari, sepi, aku sendiri sekarang
“duh, dimanakah kau, sayang?”
Beberapa teriakan ingin ku keluarkan, namun entah kenapa suaraku tiba-tiba hilang
Hilang disapu suara berisik lokomotif kereta api, ini masih pukul 7 pagi.
Keretaku datang, perlahan aku bangkit berdiri… mencari-cari pegangan antara ruang sadar dan alam mimpi. Lantas berbaur masuk dengan para penumpang, berdesakan.

Kau tahu, aku hanyalah gadis buta yang jangankan melihat gagah kemeja pengantin yang kau kenakan, bahkan di mana keberadaanmu pun tak jua aku temukan.

Sedang kau, aku tahu betul. Kau hanya laki-laki bisu yang jangankan berbisik “Ini gaun pengantin terindah”, bahkan mengucap cintapun kau tidak pernah.

Kereta api pukul 7 pagi, mimpiku selalu berulang, di sini, setiap hari

*memutar instrument wedding bell, depapepe

Tulisan ini dibuat, tentangmu, dan khayalan-khayalanku. Tentang kebutaan cinta, dan kediamanmu yang membimbangkanku. Sedikit lebih lega setelah menuliskan, atau memang menulis itu melegakan dan satu-satunya obat penawar segala keresahan.
Terima kasih, kamu. Sudah membuatku tidak pernah bisa berhenti mencintai dan memberiku banyak mimpi

15 Comments

  1. bagus bgt tulisan km, kata2 nya penuh makna... cita2 km untuk jd seorang penulis tercapai... selamat ya Aya....

    BalasHapus
  2. waah masih jauuhhh, heee. tapi, terima kasih, :) *Menjura*

    BalasHapus
  3. mmm tergantung siapa yang baca dan pandangan pembaca, hehehe
    ini kan fiksi, ku serahkan pada pembaca. lain kali, kita bahas lagi yaa :p

    BalasHapus
  4. cz, bagian atas dia(cowo)mengatakan cantik, tp bagian bawah, dia(cewe) mengatakan cowo itu bisu... -_-

    BalasHapus
  5. iya kan dipertegas bahwa ini MIMPI, diperjelas dengan kalimat: "Sedang kau, aku tahu betul. Kau hanya laki-laki bisu yang jangankan berbisik “Ini gaun pengantin terindah”, bahkan mengucap cintapun kau tidak pernah.

    ohya, jangan tertipu. Ini adalah kisah nyata yang di fiksikan. jadi, harus benar2 perhatikan tiap katanya.

    ya malah buka kursus di sini dah o________x

    BalasHapus
  6. kisah nyata mbk aya y :P
    okeh okeh bagus bgt tulisanya :D

    tp sayang gambarnya ga nyambung sama judul, "kereta api pukul 7 pagi" tp gambarnya malam, harusnya "kereta api pukul 7 malam", hehe...

    BalasHapus
  7. hahaha iyaa, itu sebab aku selalu butuh 'tukang gambar' untuk setiap postinganku. sayangnya gak banyak kenal anak DKV... jadi asal comot aja gambarnya.

    BalasHapus
  8. ouh, eh mbk klo mau nulis lg kasih tau saya y judulnya apa, sebelum di posting :D

    BalasHapus
  9. y mau nyoba nyoba ja gambar :P, cuman pk pencil...
    klo tertarik silakan pk, klo ga y gpp... :D

    BalasHapus
  10. eh, seriusan??? :o
    waah makasih bangeettt, dari dulu aku selalu nyari orang yang mau suka relawan gambarin postingan saya. semacam karikatur atau apalah, yang menggambarkan isi keseluruhan makna tulisan. waahh bisa niii heee :D

    BalasHapus
  11. ih jangan seneng dulu, kan saya baru mau nyoba mbk :P
    klo jelek gmna??
    pokoknya mbk kirim judul na ke numb saya y :D #maksa

    BalasHapus
  12. yang penting kan kamu mau dulu, lama-lama juga gambarnya bagus, hehehe #tambahmaksa

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan pesan di sini: