Sepucuk surat rindu

Apa kabar kamu?

Baik-baik bukan? Tetap tersenyum yaa, aku juga senyum kok (walau dipaksakan).
Seperti biasa, aku mengirim surat (lagi) padamu, dan seperti biasa dengan air mata (sejenak menyeka isak). Biasanya kau akan merengkuh kepala dan mengusap rambutku, lalu cerita sedihpun mengalir deras diikuti air mataku.

Aku tidak bisa jatuh cinta, sebaik aku mencintaimu dulu.
Aku tidak bisa menjadi wanita yang baik, sebaik kau mengenalku dulu.
Selalu gagal
Aku belum bisa menjadi seperti yang kau harapkan, seperti pesan-pesanmu yang selalu kau bisikan. Aku belum juga bisa menjadi wanita yang pantas dicintai siapapun, selain kau yang (pernah) mencintaiku.

Belum ada pria yang mampu memahamiku, utuh.
Belum ada yang bisa membelai rambutku selembut lenganmu, belum ada yang benar-benar bisa menyeka isak tangisku selain dirimu. Kau selalu tau apa yang mereka tak pernah tau. Kau pahami amarahku akan hilang seketika seiring dengan air mataku yang berjatuhan. Aku terlalu kekanak-kanakan, dan hanya kau yang tau aku begitu. Kau tak pernah lelah menasehatiku, membuat aku dewasa dan berpesan
“Temukan pria yang menyayangimu, sebaik aku.” katamu
Aku berkali-kali jatuh cinta, berkali-kali dijatuhcintai pria. Aku beberapa kali mencoba memahami hati mereka, tapi nyatanya aku masih belum bisa. Aku tak bisa membaca hati dan sifat pria sebaik kau membacanya. Aku selalu salah dan selalu mengecewakan mereka. Hati pria itu sulit ditebak, atau aku yang terlalu bodoh. Maafkan, aku belum bisa jatuh cinta seperti yang kau inginkan.

Puan, aku rindu.

Aku kesepian, apa kau begitu di sana? Aku harap tidak.
Aku berjanji akan menemukan pria yang baik, yang memahamiku seperti pesanmu dulu.
Aku masih takut jatuh cinta, aku yakin kau tau itu. Seandainya kau masih ada, tentu kau bisa memilihkan satu pria yang terbaik untukku. Tidak ada satu manusiapun yang mengenalku sebaik dirimu.

Ku kirimkan surat ini ke surga, dan berharap malaikat membacakannya untukmu.
Aku rindu, yang sesungguh-sungguhnya rindu.

Sudah yaa, lain kali kukirim surat lagi. Tenang-tenang kau di sana :)

*pelukciyum Untuk Alm. Fransisca  – sahabatku, di surga

1 Comments

  1. asiik nih punjangga, ikutan event nih ya ...http://inspirasikopihitam.blogspot.com/2012/01/tentukan-petanya-dapatkan-hadiahnya.html

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan pesan di sini: