Perenung sepi


Ada luka yang menyentuh hatiku, tiba-tiba.
Entah sebab apa, tak terlihat – namun sakitnya sangat terasa.
Aku meradang, lukaku semakin menganga,
Hari ini kembali aku kehilangan seorang teman,
Teman yang ku kenal belum terlalu lama.

Di depan siapa saja, aku adalah seorang yang terlalu ceria,
Berbicara tanpa berpikir,
Berbuat sembarang tak pernah peka keadaan.
Di mata siapa saja, aku wanita penebar tawa,
Tak lihat tempat, tak perhatikan suasana.
Mereka menganggap senyum dan cerita cintaku ada di mana-mana.

Aku adalah perenung, yang kesepian.
Meluapkan sepiku dengan senyuman.
Sebelum malam kembali mengutukku dalam kesendirian.
Aku rapuh dan mudah jatuh,
Gampang tersentuh, lantas air mata jatuh tanpa ragu.

Kerap kehilangan teman karena tak paham akan hidupku,
Itu aku terima.
Sudah menjadi kebiasaan karena kebodohan yang aku lakukan.
Maaf, teman apapun yang kamu katakan,
Aku tak seperti yang kau pikirkan.
Aku hanya seorang wanita perenung, yang kesepian.

3 Comments

Silahkan tinggalkan pesan di sini: