Hi, salam, wuiih sudah posting lagi. Keren ya? Sepertinya otak lagi seger-segernya buat nulis apa aja yang sebenernya gak penting-penting amat buat dibaca sekalian anda. Tapi akhir-akhir ini emang sedikit banyak hal-hal yang menarik buat di-share. Seperti permasalah berikut yang sedikit rada serius dan merupakan kisah nyata.
Sampai di sini sebelumnya, aku sedikit jelaskan bahwa tulisan ini sebagian dari cerita teman, dan sebagian googling-googling seperti biasa. Oh ya, maaf sebelumnya postingan ini agak sedikit panjang, hentikan baca sampai di sini jika memang membosankan. Kebanyakan prolog ya? baiklah, demikian:
Pernah dengar istilah Alterigo, atau bisa disederhanakan dengan bahasa Alter-ego, untuk sebagian anak social media twitter mungkin lebih kenal dengan kata alter-akun? hampir sama. Kalau belum pernah dengar, baiklah saya akan sedikit bahas dan memberi contoh.
Sebut saja Archi (bukan nama sebenarnya), teman sesama penulis satu kantor dengan saya. Pertama kali mendengar istilah kata itu dari dia.
"Ay, lo pernah denger istilah Alterigo?"
Sampai di sini sebelumnya, aku sedikit jelaskan bahwa tulisan ini sebagian dari cerita teman, dan sebagian googling-googling seperti biasa. Oh ya, maaf sebelumnya postingan ini agak sedikit panjang, hentikan baca sampai di sini jika memang membosankan. Kebanyakan prolog ya? baiklah, demikian:
Pernah dengar istilah Alterigo, atau bisa disederhanakan dengan bahasa Alter-ego, untuk sebagian anak social media twitter mungkin lebih kenal dengan kata alter-akun? hampir sama. Kalau belum pernah dengar, baiklah saya akan sedikit bahas dan memberi contoh.
Sebut saja Archi (bukan nama sebenarnya), teman sesama penulis satu kantor dengan saya. Pertama kali mendengar istilah kata itu dari dia.
"Ay, lo pernah denger istilah Alterigo?"
"Hmm berkepribadian ganda ya?"
"Yaa, semacam itu"
"Kenapa?"
"Gw bukan dia" (aku kaget dan memasang tanda tanya tiga di kepala) -->> "???"
"Maksudnya?"
"Gw punya alter ego, dan gw yang ini salah satu alternya"
"Ooh" Saya gak ngerti mau ngomong apa.
Pokoknya, begitu kira-kira percakapannya. Awalnya saya ga percaya, saya pikir itu adalah sebuah sugesti atau bisa jadi mengada-ada. Setiap hari berdekatan dan berbincang dengan Archi memang terkadang ada sikap dia yang tak seperti sifat aslinya. Akhirnya saya cari artikel dan mempertanyakan lebih jauh tentang itu.
Ketika seseorang terobsesi dengan salah satu tokoh tertentu atau kecewa dengan sifat yang dia punya, maka dia bisa menciptakan jiwa lain di tubuh yang sama. Misalnya, seseorang sangat penakut tampil di tempat umum dan tak tahu bagaimana cara mengatasi masalahnya. Dia bisa menciptakan karakter baru yang membuat dia jadi berani, dan terciptalah jiwa yang lain, jiwa yang lebih berani, jadi yang dia munculkan dipikirannya adalah alternatif egonya dia.
Ini contoh real teman saya Archi, penyebab alterigo dia adalah tekanan mental dari kecil, jadi secara tidak langsung kepribadian lain yang punya pikiran sendiri itu terbentuk.
Nama-nama alternya:
Pokoknya, begitu kira-kira percakapannya. Awalnya saya ga percaya, saya pikir itu adalah sebuah sugesti atau bisa jadi mengada-ada. Setiap hari berdekatan dan berbincang dengan Archi memang terkadang ada sikap dia yang tak seperti sifat aslinya. Akhirnya saya cari artikel dan mempertanyakan lebih jauh tentang itu.
Ketika seseorang terobsesi dengan salah satu tokoh tertentu atau kecewa dengan sifat yang dia punya, maka dia bisa menciptakan jiwa lain di tubuh yang sama. Misalnya, seseorang sangat penakut tampil di tempat umum dan tak tahu bagaimana cara mengatasi masalahnya. Dia bisa menciptakan karakter baru yang membuat dia jadi berani, dan terciptalah jiwa yang lain, jiwa yang lebih berani, jadi yang dia munculkan dipikirannya adalah alternatif egonya dia.
Ini contoh real teman saya Archi, penyebab alterigo dia adalah tekanan mental dari kecil, jadi secara tidak langsung kepribadian lain yang punya pikiran sendiri itu terbentuk.
Nama-nama alternya:
- Vier, 26 tahun (laki-laki) : terbentuk sejak TK trauma karena mata kesundut rokok dan rasa takut lainnya. Fisik Vier dalam diri Archi, laki-laki tinggi berkulit putih, dan buta. Bersifat netral, bisa membawa suasana dengan baik, handal dalam bahasa inggris, Mr. Perfect.
- Thatanos-Hypnos, 19 tahun (laki-laki) : terbentuk saat SD, dari beban mental karena tertekan terus memilih satu sisi berbeda dan ditekan meski sebenarnya ga mau. Fisik Thatanos dan Hypnos adalah kembar dengan fisik yang berbeda, Thatanos lebih tinggi, lebih gelap kulitnya, dengan rambut cepak, tubuh berotot bertato. Hypnos pendek, kulit putih, rambutnya selalu dikuncir selalu senyum. Sifat Thatanos: Pemberontak, berpikir dan merasa dengan logika, skeptisan, kasar, hampir selalu berpikir negatif, jarang simpatik dengan orang lain. Hypnos: Ceria, berpikir dengan hati, lembut, suka dengan warna pink dan cute. Mudah menangis karena dia mudah terbawa dengan cerita orang lain, mudah simpatik dengan orang.
- Alia, 17 tahun (wanita) : terbentuk saat SMA, terbentuk karena perasaan sakit hati, minder dan malu. Fisik: bertubuh kecil beramut pendek, dengan wajah tidak menarik, suka memeluk boneka. Sifat: dari luar tampak kalem dan pemalu dan gampang dibodohi. Jika sudah kenal dekat dia nampak sedikit cerewet. Jika lebih kenal lagi dalam hidupnya dia hidup dengan pendapat sendiri. Kata-katanya tidak bisa dijaga bahkan berani mengatakan hal se-blak-blakan mungkin. Tapi dia tahu tempat, jadi semua pendapat dia simpan dalam hati.
Demikian alter-alter yang dituturkan Archi, alter yang menguasai tubuhnya. Mereka bisa muncul atas kuasa diri aslinya sendiri, dalam artian masih teman saya yang mengendalikan kapan dia harus muncul, walau ada alter yang bisa muncul semaunya. Namun, ada orang yang memiliki alter ego yang tak bisa dikendalikan, malah lebih menguasai sifat asli. Atau alter ego yang mampu menaklukan diri sendiri, hal serupa ini biasanya banyak di luar negeri.
Oh, ya berikut ini kutipan artikel dari hasil googling.
Alter Ego adalah diri kedua, yang diyakini berbeda dengan kepribadian aslinya. Istilah ini pertama kali dijelaskan oleh psikolog Donald K. Freedheim pada awal abad kesembilan belas dengan istilah DID, dissociative identity disorder.
Hal-hal semacam itu memang terkadang susah diterima nalar, dan bahkan cenderung mengatakan "ah, itu sih cuma khayalan". Hhmm entahlah yaa, lepas dari itu semua tetaplah syukuri apapun yang Tuhan beri untuk kita, tak ada yang lebih bijaksana selain mensyukuri kehidupan bagaimanapun keadaannya.
Demikian catatan yang agak panjang berikut ini semoga bermanfaat :)
notes: tulisan ini diposting atas persetujuan Archi sebagai narasumber dan tokoh sebagai contoh.
12 Comments
Haloo aya.. salam kenal :) aku suka postingan kamu ini soal alter-ego.. kebetulan aku punya alter-ego namanya Jothi.. Aku sendiri nia (niya), lama bgt aku pernah posting alter ego juga di notes FB, sepengetahuan aku sih alter-ego itu dicreate sendiri oleh si empunya. Aku mencreate Jothi, mungkin ada banyak hal yg melatarbelakangi knp muncul alter-ego pada seseorang, termasuk aku kenapa sampai menciptakan alter ego untuk diri aku :)
BalasHapussepengetahuan saya juga, banyak org-org populer kita sebut Madonna, Britney Spears bahkan Robert Pattinson mereka memiliki alter-ego. Bahkan Batman itu adalah alter-ego dari Bruce Wayne :)
tapi gk tau juga sih apakah alter-ego bagian dari penyakit kejiwaan? mau dong infonya aya klo ada ya?
tengkiyu udh share topik in Aya..
Salam
_NiyaJothi_
salam kenal juga Niya :)
BalasHapusaku juga sih kurang mendalami info perihal apakah alter-ego ini sebuah 'penyakit' atau bukan. Ini berdasarkan cerita nyata teman saja. dan bahkan sampai sekarang saya masih belum terlalu memahami benar-benar hal ini :)
"Hallow aya..
BalasHapusAku baru mampiir di Blog kamuu..
this is very nice postiing..
Suka bangeet sama postingan inii.. Sukses bikiin penasaran!
Dan saya juga mau tau banyak tentang alter-ego inii.. Terima kasiih infonya yahh..
Salam kenal! :))"
Agaknya terlalu berat ya menyebutnya penyakit. Hehe
BalasHapusKalo pake pendekatan psikologis, dalam hal interaksi sosial, ini malah masuknya imitasi dan identifikasi.
Imitasi: meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir, penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain.
Identifikasi: Identifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja.
Kedua-duanya memiliki siratan untuk mendapatkan nilai di mata orang lain. Tapi tentu yang tahu alasan tepatnya hanya orang itu sendiri. Hehehe itu menurut aku, sih. Anw, postingan yang informatif :D
@penanti senja: hi, terima kasih sudah mampir, salam kenal yaa :)
BalasHapus@Latifa: terima kasih yaa opininya. salam kenal)
bisa jadi itu memang cara meniru orang lain. akan tetapi dari beberapa sumber informasi memang ada orang-orang semacam itu, yang artinya memiliki alter ego dalam dirinya.
Hai Aya, aku juga penderita alter ego,
BalasHapustapi aku gak ngasih nama ke mereka eh.
ada satu yang bodoh, idiot, dan konyol
satu lagi yang jutek dan cuek,
satu lagi yang tukang jaim,
tapi aku gak ngerasa terganggu kok atas itu semua,
bagi kalian yang ngidap alter ego juga, aku saranin jangan disembuhin, lebih baik di biarin aja selama itu gak ngeganggu. kalian keren lo :)
*tapi aku gak ngasih nama ke mereka eh.
BalasHapusmaksudnya
*tapi aku gak kenal ama mereka eh.
satu lagi, ada satu yang selalu murung
Menarik, walau kadang ada yang berpikir 'tak masuk akal' :)
BalasHapussalam kenal... :)
BalasHapusterimakasih sudah memposting artikel tentang alter ego... :D bahasanya mudah di pahami...
hmm... saya mau bertanya boleh?
gimana cara memecahkan kepribadian kita? :)
tolong PM saja ke FB saya...
lucudena@ymail.com
Thanks before and after.. ^O^
Hae Kak Aya, aku juga alter kak, suka ngomong sendiri sama alter ku. Kalau orang rumah sih udah pada tahu, tapi masih suka diomelin juga sama mama. Kalau yang baru kenal mungkin agak aneh, kalau ngelihat aku dijalan atau dibis ngomong sendiri.
BalasHapus@Roro: uihhh, kak roro punya alter juga :o aku sih baru tau ada yang ngobrol sama alternya sendiri, Kalo temenku sih enggak (enggak tau deng, hehe). sepengetahuanku, dia cuma berbeda2 sikap tiap beda alter yang muncul.
BalasHapus@Neko: salam kenal juga, waah saya kurang tau masalah memecah kepribadian. tentang itupun saya hanya berdasarkan cerita teman saja :)
BalasHapusSilahkan tinggalkan pesan di sini: