Aya Zahir
  • Home
  • About
  • Travel
  • Parenting
  • Review
  • Blogging
  • Portfolio
Satu lagi, persembahan puisi dari pujangga yang sesungguhnya. Untaian huruf yang ia rangkai begitu hidup seakan semesta kata adalah kekuasaannya.
Puisi ini berjudul Luka Panjang di Punggung Malam. Karya maestro sastra: om Akbar dengan akun twitter @akf_akf
Sebuah kehormatan, aku diizinkan mengcopy paste puisi surganya, sebagai berikut:

 Luka Panjang di Punggung Malam

Kita tengah bercerita tentang takdir dan kesedihan,
menitipkannya sebagai perayaan pada luka panjang di punggung malam
Tak ada yang sia-sia, yang semestinya disebut dosa,
Kita lebih suka menganggapnya sebagai pemakaman atas luka

Ada yang tak sanggup selesai di mataku:
Wajahmu, yang juga tak bisa menjelaskan apa yang tengah ditanggungnya
Birahi, atau sebuah kesedihan yang mulai menua. 

Kita, tak sabar lagi menjemput fajar, di lehermu, dan wangi tengkukmu
Fajar telah terbit sebagai gigitan memar semerah mawar

Bukankah ini surga, tanyamu.
Lembut ciuman dan aroma kelenjar jantan,
Yang mampu menghapus segala kepedihan, melebihi jemarijemari hujan.

Aku hanya ingin sedikit komentar tentang sebuah lagu yang menurutku paling asik, santai, lyric yang sederhana namun maknanya langsung menyentuh ke hati.
Aku bukan pengamat musik yang baik, tidak hafal penyanyi-penyanyi yang sedang 'in
kalau lagunya asyik, suka-suka aja gitu.
Tapi dari sejak tau lagu ini, hingga sekian waktu yang sudah lewat tetap suka dan menurutku satu-satunya lgu yang tidak membosankan dari masa ke masa.

berikut beberapa penggal lyric lagunya
sebagai berikut:

Dia seperti apa yang selalu ku nantikan aku inginkan

Dia melihatku apa adanya seakan kusempurna
Tanpa buah kata kau curi hatiku
Dia tunjukkan dengan tulus cintanya
Terasa berbeda saat bersamanya
Aku jatuh cinta

mungkin bila ingin mendengar lagunya, sebagai berikut;


aku lupa mau posting hadiah puisi dari salah satu sahabat yang jago nyajak, penyiar sekaligus penyair galau akut. heheu
dari mas @raypiero

Desember Im In Love..

Aku berlinangan air mata menginjak bulan ini
Ada kenangan jauh yang kembali mendekat
Mungkin masa lalu selalu kelam, membuat ingatan berdarah-darah
Berjuta makna bergempita di dada. Layaknya rangkaian kembang api penutup tahun

Tidak. Bukan kembali mengingat.
Kenangan ini tetiba datang dalam diri
Mengusik ketenangan yang sudah lama kekal
Ingin menolak, namun hati tak kuasa.

Aku berlinangan air mata menginjak bulan ini
Ada tamu yang kembali mengetuk hati
Meminta ijin tuk masuk mendekati
Andai ku ijinkan, akankah jutaan kembang api masih mau meramaikan akhir tahun?

Tamu yang baru, membawa asa baru
Entah itu bahagia, entah berisi luka
Aku tak mau berharap. Pengalaman membuatku lupa akan harap
Jalani saja. Begitulah dunia berputar

Aku berlinangan air mata menginjak bulan ini
Kali ini tangisannya tersenyum, ditemani air mata berbumbu kebahagiaan
Bolehkah aku suka cita menyambutnya? Menyambut sosok yang mengetuk hati .
Bulan ini, aku ingin berdua menyalakan kembang api.
Bukan untuk mengusir tahun, namun merayakan cinta
Wartakan pada senja,
cinta masih tetap berkelana


Sayapku tak pernah lelah mengepak,
mencari dahan paling kokoh untuk hinggap.
di bahumu, barangkali_
Kepada langit,
daun yang gugur, hembus angin, dan mimpi yang belum tertidur.
aku titip satu nama untuk kalian jaga_
bilang, atas namaku.
Tegak berdiri di bibir pantai diantara batu karang
Angin, sesekali hembuskan kenangan masa silam
Masa tentang aku dan cinta ‘monyet’ku
Kadang juga membelai menyapu air hangat di pipi,
Yang jatuh tak tertahankan, perlahan tak kusadari.
Senja merapat memeluk hening ruang hampa di dasar terdalam hatiku
Berkejar-kejaran masa depan dan kisah lalu,
Aku tertipu.
Aku tersandung dengan lutut berdarah
Kembali lukaku yang tegak memapah
Aku rindu engkau, masa lalu
Yang diam-diam kembali mencuri hatiku
Aku suka Perancis, kotanya, seluk beluk kehidupannya, dan bahasanya. Meski tak sepaham apa yang mereka ucapkan, tapi bahasa mereka selalu terdengar romantis. Aku menyukai bahasa yang romantis, sama seperti aku menyukai puisi dan secangkir kopi. Begitu juga puisi Perancis, bebapa buku coba ku pahami sedikit untuk mengeja dan merafal bahasa surga mereka, dan ternyata sangat sederhana.
Berikut salah satu kutipan puisi yang sudah terkenal milik Jacques Prévert yang ternyata merupakan salah seorang penulis puisi dan skenario film terkemuka Perancis.

DEJEUNER DU MATIN
Il a mis le café
Dans la tasse
Il a mis le lait
Dans la tasse de café
Il a mis le sucre
Dans le café au lait
Avec la petite cuiller
Il a tourné
Il a bu le café au lait
Et il a reposé la tasse
Sans me parler
Il a allumé
Une cigarette
Il a fait des ronds
Avec la fumée
Il a mis les cendres
Dans le cendrier
Sans me parler
Sans me regarder
Il s’est levé
Il a mis
Son chapeau sur sa tête
Il a mis son manteau de pluie
Parce qu’il pleuvait
Et il est parti
Sous la pluie
Sans une parole
Sans me regarder
Et moi j’ai pris
Ma tête dans ma main
Et j’ai pleuré

Dengan terjemahan:
(ia sendokkan kopi ke dalam cangkir - ia tuangkan susu ke cangkir berisi kopi itu -
ia tambahkan gula di kopi susunya - dengan sendok kecil - diaduknya - diminumnya kopi itu 
 dan diletakkannya kembali cangkir - tanpa mengucapkan apa-apa.

dinyalakannya sebatang rokok - dihembuskannya lingkaran-lingkaran asap -
dijentikkannya abu rokok ke  dalam asbak - tanpa berbicara - tanpa memandangku.

ia bangkit - memakai topinya - mengenakan jas hujan - karena saat itu hujan turun - dan ia pergi - menembus hujan - tanpa sepatah kata - tanpa menoleh sedikit pun.

dan aku, kubenamkan - kepala dalam tanganku – dan kutersedu.)

Makna yang tersirat sungguh sangat jelas dan dalam, namun tetap dengan pilihan kata yang amat sangat sederhana. Aku menyukai bentuk puisi yang tak rumit semacam ini. Bahasa puisi yang umum dan mudah dipahami bagi siapa saja, terutama bagi debutant atau pemula seperti aku.

Aku menyukai sastra dan Perancis.

Ada luka yang menyentuh hatiku, tiba-tiba.
Entah sebab apa, tak terlihat – namun sakitnya sangat terasa.
Aku meradang, lukaku semakin menganga,
Hari ini kembali aku kehilangan seorang teman,
Teman yang ku kenal belum terlalu lama.

Di depan siapa saja, aku adalah seorang yang terlalu ceria,
Berbicara tanpa berpikir,
Berbuat sembarang tak pernah peka keadaan.
Di mata siapa saja, aku wanita penebar tawa,
Tak lihat tempat, tak perhatikan suasana.
Mereka menganggap senyum dan cerita cintaku ada di mana-mana.

Aku adalah perenung, yang kesepian.
Meluapkan sepiku dengan senyuman.
Sebelum malam kembali mengutukku dalam kesendirian.
Aku rapuh dan mudah jatuh,
Gampang tersentuh, lantas air mata jatuh tanpa ragu.

Kerap kehilangan teman karena tak paham akan hidupku,
Itu aku terima.
Sudah menjadi kebiasaan karena kebodohan yang aku lakukan.
Maaf, teman apapun yang kamu katakan,
Aku tak seperti yang kau pikirkan.
Aku hanya seorang wanita perenung, yang kesepian.
1
Setelah melirik beberapa buku puisi,
mengeja perhuruf dan merafal perkata.
Tak jua kutemukan makna yang lebih puisi
melebihi rindu yang berlalu lalang dikepalaku, tentangmu.
Meski kerap ku caci maki.

2
Aku tak cukup senang ketika bahkan harus membohongi diri sendiri
fakta betapa aku ingin memberitakan,
aku mencintaimu, ingin memilikimu, seperti mereka.
Tapi apa pengaruhnya, ketika lantas tautan rinduku melebihi dari itu.
Disaat itulah, ketidak senanganku berubah jadi haru.
Betapa cinta kita tulus bertaut tanpa dunia harus tahu.
Bukan begitu?

3
Mengendap-endap mendoakanmu, diam-diam mencintaimu, selalu.
Tanpa kau tau, atau tak pernah terpikirkan besarnya olehmu.
Lebih dari itu, meski siapapun tak tahu, rindu kita tlah lama bersatu.
Hanya menunggu waktu, untuk menyematkan kecup pagi di balik dasi kerjamu,
bukankah hal itu yang kita mau?
Bukankah kita pernah melampaui masa itu bersama?
Masa dimana, kecewa dan bahagia kita telan berdua.
Bebatuan penghalang kita anggap penghias jalanan,
Rimbun pohon itu kita jadikan peneduh dikala hujan,
Berdua saja.


Bukankah, kau dan aku pernah mengikat pita biru suatu masa
Di kiri lengan yang kau bilang pertanda setia
Di terang lampu taman, dan teriakan penjaja makanan.
Kita hanya tersenyum dan kau merangkulku dan tak ingin melepaskan,
Berdua saja.

Masa itu hanya pernah kita lalui bersama,
Pernah, dan tidak lagi, kini.
Ketika bebatuan mulai tersingkir dari tepian jalanan
Ketika rindang pohon terpangkas dan daunnya berguguran
Itu, Masa lalu


Ketika pita biru kini jadi kelabu dan  putus simpul
Ketika lampu taman tak lagi memantul,
Aku duduk disitu, tanpa kau rangkul
Lampu meredup, hujan mulai turun, tak ada pohon tempat berteduh,
Aku terjatuh, sebab kerikil kecil, bahkan bukan batu.
Rapuh, tanpamu.
merenda kelam

Ketika malam lebih hangat dari biasanya,
mungkin saat itu aku sedang merindukanmu.
Atau kau yang tiba-tiba merindukanku.
Atau juga rindu kita saling bertemu,
dan masing-masing diantara kita tiada yang tau.
Apa kau berpikir begitu?

Atau,

Ketika malam ini bahkan kau tak lagi bergumam tentangku,
percayalah aku baik-baik saja.
Mungkin hanya ada sedikit keadaan yang tak biasa,
aku bisa menghadapinya.

*Begitulah keadaan orang yang mengagumi seseorang secara diam-diam.
Sedang serius (ng)info, mohon disimak J

Aku adalah satu dari milyaran wanita penggila barbie. Yup, jika menyimak sudah banyak postinganku mengenai boneka cantik itu. Dan, kali ini aku akan menginfokan bahwa Mattel atau sang ‘pembuat’ Barbie, ternyata akan memproduksi LAPTOP atau NOTEBOOK, yang bekerja sama dengan Samsung.

Samsung Korea memperkenalkan edisi special X170 CULV notebook Barbie dengan dua warna: Pink (NT-X170-BABIP) dan Hitam (NT-X170-BABIB). Dengan ukuran 11.6-inch Intel Core 2 Duo SU7300, CULV processor running 1.3GHz, 4GB of RAM.

Huwaaaaah, aku nangis kejang-kejang demi mendengar berita terbaru dari Mattel beberapa hari lalu. Notebook  tersebut konon baru diluncurkan Maret 2011 kemarin. Aku sih gak terlalu peduli gadget yang mengisinya, karena cenderung ga paham. cuman, yang namanya maniac Barbie, apapun benda yang berhubungan dengan 'dia', pasti selalu bikin aku mupeng dan hasrat ingin memilikinya lebih dahsyat dari apapun yang ada di dunia ini (keterlaluan bahasanya) oke, tapi emang itu yang sedang meracuni otakku sekarang. Bagaimanapun caranya aku harus beli notebook itu, HARUS...!!!

Tapi apa daya, ternyata lumayan mahal L, harga kemunculan perdana diperkirakan 960.000 Won atau sekitar 8,5 juta rupiah. Musti nabung banyak dulu buat dapetin notebook cantik itu...!!!

Ini dia dua tampilan yang bikin aku nangis darah seminggu, ga enak makan ga enak tidur...!!!

ya ampuuunn Tuhannnn, aku mauuuuu.... *nangis di pinggir gerobak bakso*
*Kisah masa lalu--permintaan sahabatku



Mungkin memang ini keputusan terkahir yang harus kuambil, dengan tanpa paksaan sedikitpun dari pihak manapun,
Ku putuskan untuk melupakanmu, melupakan perasaanku, melupakan perasaanmu, melupakan kenangan indah, melupakan sakit hati, melupakan kasih sayang, melupakan semua,, semuanya

Banyak sudah cerita yang pernah kita lalui bersama, cerita yang semakin membuat aku hanyut dan melupakan sejenak akal sehatku,, ketika di dekatmu, naluriku, jiwaku, pikiranku, semua dikuasai oleh nafsu, bahkan tanpa mempedulikan jerit hati kecilku,, ..!!!
Aku ‘pernah’ mengagumimu, mencintaimu, mengidolakanmu,, tapi sungguh tak ada niatan sedikitpun dalam hatiku untuk bisa memilikimu, jiwamu, hatimu, ragamu, tidak,,,


Aku ‘pernah’ mencintaimu tulus, dan aku akan melupakanmu dengan cara yang tulus,,
Setelah semua terjawab waktu dan aku semakin mengerti dirimu,, Ternyata aku memang hanya mengagumi fisikmu, bukan hatimu, bukan kepribadianmu,, sungguh saat itu aku telah dibutakan oleh ragamu, oleh wajahmu, oleh sikapmu,,
Tak menyesal aku per nah dekat denganmu, yang aku sesalkan adalah karena aku tak bisa menahan hawa nafsuku saat bersamamu,, bodohnya aku,, bodoh..!!!


Kini, setelah aku mengetahui siap dirimu, pernah sejenak menyandarkan bahuku, merasakan hangat pelukmu, menatap kedua bola matamu dengan begitu dekat, semakin aku merasakan sesuatu yang memaksaku harus menjauh, melupakan semua tentangmu, menghapus sebaris cerita yang pernah ku tulis dalam garis kehidupanku. Selamanya,,


Cinta,, perlahan mulai menjauh dari kehidupanku, kembali membawa jiwaku masuk menggunakan akal sehat,, tak ingin kusentuh lagi kebiadaban yang pernah ku lakukan bersamamu, bersama siapa saja,, aku ingin kembali merasakan sucinya hati tanpa noda,,
Alloh,, ampun aku...!!!!!
Jelang senja yang kabut,
sedang gerimis menetes di sepasang mata gadis kecil, dengan gigil
Di bawah rindang dedaun yang dihinggapi riuh kicau burung.
Mereka sama, menanti tangan hangat yang lebih dewasa,
bersedia memeluk dan merengkuhnya di bawah hujan,
yang menderas perlahan.
Cerita Langit

Mentari senja setia menyimpan sebuah rahasia,
Tentangku, yang diam-diam merindukanmu
Setiap waktu
Tanpa siapapun tau
Untukmu...

Cinta terpendam
Wewangian rindu yang dulu,
Kini membusuk
Terlalu lama kupendam; diam-diam

Ketiadaan
Serupa merindukan pelangi di malam hari,
Meski menangis darah
Tak jua warna warni itu kudapati

Pengaduan
Adalah puisi;
Altar sembahyang para penyair
Menumpahkan segala rindu
Yang  tak sempat ia tafsir

Tuhan dan Seniman

Penyair itu (terkadang) ingin disejajarkan sebagai Tuhan;
Untuk anak-anak puisi mereka
Aku iri pada semua, semua penyair
Yang menduduki tahta tertinggi dalam kala mensucikan cinta

pepatah sajak

Butuh derita, atau sedikit sakit hati
Maka penyair mampu mencipta sebuah puisi.
Sedang aku, cukup lebih dalam mengenalmu
Seketika, ku temukan bait-bait baru.

pencitraan makna

Sesekali biar bibirku memaknai segala bahasa
Tidak melulu kata-kata yang ku susun dan ku eja tuk merafal arti cinta.

kekasih dan hujan

Senja berawan,
Kita saling berangkulan di saat hujan.
Kau payungi aku dengan segenap rindu
Aku berlindung di dekap bahumu
Langitpun cemburu

sajak yang terbuang

Adalah angin;
Yang bergerak perlahan.
Membawa kenangan beserta kesakitan,
Akan dirimu, akan kisah masa lalu.

sebait doa untuk cinta

Berharap jatuh pada cinta yang benar-benar baik
Tak perlu takut kekurangan apa-apa,
Tuhan akan memberikan segalanya.

pesan untuk Dia

Sesekali ingin aku merundingkan sesuatu dengan Tuhan,
Memperbincangkan jodohku, misalnya.
penasaran
Ada yang lebih indah dari Nicholas saputera??? aiih judulnya... :)
Hmm yang lebih mahal banyak #Lho?


Yup, dia ini mimpiku. Mimpi yang sama sekali tidak disertai ambisi. Ambisi untuk memilikinya, karena berlelah-lelah ngotot mengingini dia pun, 0,00000001% kemungkinan tercapainya. Tapi begitulah mimpi. Ada kalanya semacam cita-cita cadangan, yang kalau tercapai itu sebuah bonus. Toh, tiada yang mengatakan haram untuk bermimpi bukan. Termasuk aku bermimpi (tanpa ambisi) tentang pria *hampir sempurna* ini.

Satu-satunya pria yang menurutku pantas digilai setiap wanita, (macam aku). Tapi itulah cadangan, mimpi yang sesungguhnya dan yang hendak diseriusi adalah pria yang bukan dia. Mungkin belum ‘sempat’ bertemu saja, dan pasti akan bertemu, seperti mimpiku. Aku pernah membuat tulisan seperti ini

“Bisa jadi sebenarnya kita adalah berjodoh, hanya saja Tuhan sedikit mempersulit proses perjalanan pertemuan kita.”

Kata-kata itu keluar ketika aku dalam keadaan hampir putus asa setelah berlama-lama tak jua bertemu dengan “Nicholas Saputera”ku yang lain. Tidak menuntut ingin seperti Nicho, tapi perasaan kekagumanku bisa menyerupai seperti itu, itulah wujud mimpiku. Aku punya beberapa cara untuk memvisulkan mimpi tentang ini. Tetap menulis, dan yakin suatu saat “dia”akan bersama-sama membaca tulisan ini kelak, tepat di sampingku. Dan ku harap saat itu, dia tak cemburu pada Nicholas Saputeraku J
Selamat bermimpi, selamat bertemu cintamu kembali. Cinta kalian, tepatnya. Aku bahkan terlalu bersahabat dengan puisi, hingga tak pernah lagi bisa melihat indahnya bait cinta, dalam mimpi. Pernah berkali-kali bermimpi bertema cinta, tapi apa bedanya dengan ketika tema itu ku jadikan sebuah bait cinta, itu bahkan lebih indah dari mimpi bukan? Menurutku demikian.

Aku merasa lebih sering menulis mimpi dari pada memimpikannya sendiri. “mimpi” yang digaris bawahi dalam keadaan tertidur. Tak ada yang salah dengan mimpi itu, hanya aku pasti selalu menyesal ketika terbangun dan mendapati tubuhku masih di atas kasur. Dan seketika itu, aku mengutuk tak ingin menjumpai cintaku dalam mimpi. Aku lebih suka menghabiskan mimpiku dalam kata-kata, mengalir begitu saja menuruti kemauanku. Aku pernah bertemu seorang sahabat dan dia pernah berkata, “Visualkan mimpimu, maka niscaya kau akan meraihnya.” Aku masih belum percaya ketika itu, tapi semakin kesini aku sedikit-sedikit mempercayainya. Bahkan apapun yang aku impikan, aku berkompromi dengan Tuhan mohon jangan didatangkan lewat tidur malam. Aku yang merendanya sendiri menjelang mata terpejam, aku benar-benar memvisualkan apa yang aku inginkan. Hingga lelah dan otakku penuh berisi khayalan. Tak cukup hanya begitu, aku tuliskan. Ya, menulis itu lebih mudah ketika itu sebuah harapan, bukan kenyataan. Dengan bahasa seadanya, aku catat perlahan apa yang aku inginkan. Dan benar, setidaknya aku sudah separuh mewujudkan mimpiku, meski hanya lewat tulisan *nyengirmonyet

Itu salah satu cara aku meraih mimpi, dan aku akan cerita tentang mimpiku menemukan seseorang special dalam hidupJ

Merangkak di padang pasir

Mencoba menemukan setetes air, penghapus dahaga

Tak ada lagi yang diinginkan melebihinya

Tak ada lagi yang dipinta selainnya

Tiada guna, tetap kering


Hampir mati, rasanya

Andai bisa. Mungkin lebih baik

Agar tak terlalu berlama-lama menderita

Harapan itu pahit, tapi lebih pahit ketika tak bisa lagi berharap

Tepatnya tiada yang bisa diharapkan.


Merindukan setetes air di tanah tandus,

tak mustahil kelak akan bertemu tetesan embun.

Merindukanmu?

Tak mustahil juga akan datang menjumpaiku,

Dan menghapus kegundahan di sisa hidupku.

Mungkin,
Dia memelukku, menenangkan. Dalam mimpi, oh bukan, hanya khayalan. Karena di mimpipun ia sudah enggan datang...


Banyak lagi catatan kecil lain. Silahkan klik di sini kakak --> #ayanote

Aku tertatih tatih menata hati yang rapuh,

Mencoba menghapus luka semampuku,
Membaringkan sakit, meninabobokan kekecewaan
Sejenak, agar aku kembali berdiri tegar melanjutkan hidup

Kalau aku mau, aku bisa saja menghutang racun serangga,
Lantas menenggaknya
Atau meminjam pisau tetangga, lalu menghujamkan tepat di dada,
Dan yang lebih irit lagi, menggantungkan leherku pada tali jemuran
di atap rumah tanpa plafon,
Karena untuk mencari cara matipun,
aku harus memikirkan jangan sampai keluar banyak uang.
Tapi toh tidak kulakukan, dan tak akan pernah.
Apa aku semiskin itu?
Sepertinya tidak...

Aku berniat menjatuhkan diriku di kubangan,
Melupakan masalahku dengan minuman memabukan dan sejenisnya,
Namun tetap itu terlalu mahal
Atau aku banting setir menjadi perampok,
tapi aku takut gelap andai aku kelak di penjara karena tertangkap aparat.
Ahh untuk menjadi ‘biadab’pun aku benar-benar penuh perhitungan.
Apa hanya karena itu?
Tampaknya bukan...

Aku ingin berlari mengejar dia, memeluk dan menghujaninya dengan ciuman
Seperti yang mereka lakukan tiap malam di bawah remang-remang lampu jalanan.
Nyatanya, aku tak seberani itu
Apa aku pengecut?
Tidak, aku bukan banci...

Tapi aku ingin tetap bertahan berpijak di dunia ini,
karena hanya satu alasan.
Karena aku mencintainya
Walau aku telah ia buang, ia campakan.
Berlalu dengan laki-laki itu, dihadapanku.
Dan tak pernah berbalik arah atau sekedar menengok ke belakang
Lalu mengambilku kembali, di antara tumpukan sampah.

Ibu,, aku belum cukup umur untuk kau lepaskan.
Aku belum berani menjadi bajingan.
Aku baru berupa janin
yang beberapa jam lalu kau keluarkan dari rahimmu lantas kau buang.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Aya zahir

Aya zahir

About Me

Suka menulis, rajin membaca dan gemar menabung. Aktif nge-Blog dari 2010.

Subscribe & Follow

Popular Posts

  • Pride and Prejudice, Jane Austen. Roman Terpopuler Sepanjang Masa
  • Body Care Review : Shower Scrub, Body Scrub & Brightening Body Lotion by Scarlett Whitening
  • 5 Snack Diet Murah di Indomaret, Alfamart
  • Review : Body Scrub & Shower Scrub Coffee Edition by Scarlett Whitening
  • Kenapa Saya Resign dari Perusahaan Negara dan Pilih Kerja dari Rumah Aja

Blog Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2023 (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
  • ►  2021 (18)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (47)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (16)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (53)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (11)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (6)
    • ►  Agustus (11)
    • ►  Juli (14)
  • ►  2018 (1)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2016 (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (5)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2014 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2012 (61)
    • ►  Oktober (8)
    • ►  September (11)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (7)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (11)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (8)
  • ▼  2011 (51)
    • ▼  Desember (7)
      • Luka Panjang di Punggung Malam
      • Maliq & D' Essential - Dia
      • Desember Im In Love
      • Pencarian
      • Titipkan Salam
      • Bibir Pantai
      • Puisi "DEJEUNER DU MATIN" Jacques Prevert
    • ►  November (10)
      • Perenung sepi
      • Rindu, Merindu
      • -RAPUH- 'bukan judul lagu'
      • Diam-diam merindu
      • Notebook BARBIE
      • Kenang, kenangan
      • Senja milik Gadis Kecil
      • Rindu
      • AYA's NOTES
      • AYA's NOTES
    • ►  September (4)
      • Ada yang lebih indah dari Nicholas saputera???
      • Meraih Mimpi???
      • MUNGKIN
      • Catatan-catatan kecil
    • ►  Agustus (2)
      • Kasih Sayang yang Terbuang
    • ►  Juli (19)
    • ►  Juni (9)
  • ►  2010 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)

Part Of

Blogger Perempuan
1minggu1cerita
BloggerHub Indonesia

Teman Blogger

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Styling By Yanikmatilah Saja | Theme by OddThemes.

COPYRIGHT © 2020 Aya Zahir | Origin by OddThemes. Styling by Yanikmatilah.