PASTIKAN SEMUA CERITAMU SAMPAI - (PADA SIAPA, PADA YANG SEHARUSNYA)

Sudah kamu ceritakan pada siapa saja, jatuh cintamu hari ini?
Sudah kamu tumpahkan pada siapa saja, kesedihanmu hari ini?
Siapa saja yang kamu kabari, kalau kamu sudah lulus kuliah?
Siapa saja yang tahu, kalau kau benci warna merah?


Semacam itu, dan hal-hal banyak lainnya, berulang setiap hari, tak pernah bisa habis.

Saya butuh orang lain, untuk mendengarkan beberapa potongan cerita penting (atau mungkin sama sekali tidak), yang bisa mendengarkan.
Bisa jadi teman, keluarga, saudara, anak kecil, social media, pasangan, atau yang baru dikenal di angkutan umum selama perjalanan ke luar kota.
Kamu juga, kalian pun.

Tidak bisa tidak, saya dan kamu butuh mereka. Mereka yang akan mendengar dengan baik. Beberapa cerita itu tidak selalu harus diberi nasihat, tidak melulu butuh pendapat. Didengar saja, cukup sudah.
Saya butuh mereka. Kamu juga. Kalian pun.

Akhir-akhir ini, ada beberapa malam yang kadang saya sisihkan waktu untuk diam. Kemudian berpikir,
“hari ini saya sudah cerita apa saja, pada siapa”.
Akhir-akhir ini, ada beberapa malam yang saya sempatkan untuk bertanya,
"Apakah semua cerita saya hari ini sampai kepada orang yang seharusnya".

Tidak semua cerita yang sama, sampai kepada orang yang berbeda. Semacam itu.


Saya memiliki cukup banyak teman. Tapi hanya memiliki sedikit teman ‘cerita’.

Teman di sekolah, memakai seragam yang sama, memiliki guru yang sama, menerima pelajaran yang sama. Berbagi cerita tentang sekolah, saling berbagi kunci jawaban dan pekerjaan rumah. Setelah kelulusan, lupa, bisa jadi, dan masuk akal.

Teman kuliah, selama duduk di kampus yang sama, berbagi cerita, sharing tugas dosen, cerita gebetan baru. Selepas wisuda, lupa, bisa jadi, dan masuk akal.

Teman kerja, berada di kantor dan memiliki atasan yang sama, memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang sama. Berbagi cerita tentang kerjaan, tentang betapa bos yang ini seperti ini, bos yang itu seperti itu. Lelaki berkumis tipis itu lucu, lelaki berkemaja hitam ini baik.

Dan setelah tidak lagi bekerja di tempat yang sama, tidak lagi berada di pekerjaan yang sama, beberapa lupa, bisa jadi dan masuk akal.
Semacam itulah.

Saya dan kamu memiliki teman cerita yang bisa jadi tidak mengenal situasi dan kondisi. Ketika saya di sekolah berbeda, lulus dan kuliah di universitas pilihan masing-masing, diterima bekerja di kantor impian, memiliki teman hangout baru, punya kehidupan sosial yang berbeda. Tapi kita masih membutuhkan mereka. Kita masih berkirim pesan atau sengaja bertemu untuk saling bertukar cerita selama kita di tempat yang berbeda. Menyenangkan.

Bahkan bisa jadi kita tidak pernah menyadari bahwa mereka adalah teman baik, teman ‘cerita’, teman yang ternyata ketika kita sudah tidak berada di tempat yang sama namun kita masih mengingat mereka dengan baik. Tahu apa makanan kesukaannya, dan tahu kalau mereka tidak suka ini dan tidak suka itu. Terkadang itu tidak disadari.

Beberapa orang sibuk dengan teman barunya, di sekolah, di kampus, di lingkungan kerja. Haha hihi merasa sangat akrab, dan ketika sendiri, kita sadar mereka tidak ada.

Beberapa cerita ada yang menguap begitu saja di telinga mereka. Mereka tidak peduli. Saya juga. Cerita beberapa dari mereka tidak mampu saya ingat dengan baik, karena bisa jadi ternyata mereka hanya teman, ketika sama-sama berada di tempat yang sama. Sebatas itu.

Kemudian, datanglah kepada teman cerita yang saya dan kamu punya. Tanyakan kabar mereka dengan baik. Karena ternyata, merekalah yang tidak pernah hilang.
Bahkan ketika saya dan kamu merasa sendiri, mereka tetap ada. Tidak hanya tentang cerita baik, tidak hanya ketika bahagia di pantai liburan bersama. Tapi dalam kondisi apapun, mereka ada.
Saya butuh mereka, kamu juga, kalian pun.


Pastikan ceritamu sampai, kepada siapa, kepada yang seharusnya.

0 Comments

Silahkan tinggalkan pesan di sini: